Sebuah kisah nyata salah satu Mahasiswa STAIA Syubbanul Warthon Magelang...
![]() |
Ica Annajmussaqib |
Sebelum aku menuntut ilmu di STAIA Syubanul Wathon, aku pernah bekerja sebagai seorang operator di salah satu SPBU milik Pertamina. Aku merasa senang dan menikmati pekerjaanku disana. Sayangnya, aku mulai mencium bau kejanggalan dari pekerjaan tersebut. Kejanggalan tersebut adalah sebuah kecurangan dalam menakar BBM yang dibeli oleh para pelanggan.
Meski aku sudah mengetahui tentang kecurangan tersebut, aku justru larut dalam "permainan" yang juga dilakukan oleh rekan - rekan kerjaku. Saat itu aku tidak tidak peduli dengan haram atau halalnya uang yang kuterima dari hasil "permainan " tersebut.
Hari demi hari berlalu sejak aku bergabung dalam "permainan" tersebut. Setiap harinya aku bisa mendapatkan tambahan uang yang cukup banyak, bahkan lebih besar daripada gajiku per harinya. Aku tidak pernah berfikir untuk mengakhiri "permainan" tersebut, hingga akhirnya karrierku sebagai operator SPBU harus berakhir.
Pada tanggal 14 Desember 2016 lalu, aku mengalami sebuah musibah yang membuat pandanganku terhadap dunia menjadi berubah. Saat itu, tepatnya pukul 18.30 dimana itu adalah waktu untuk kita beribadah, aku bersiap - siap untuk pulang. Entah kenapa hari itu aku mendapat shift tengah dimana jam kerjanya dimulai pukul 10.00 sampai 18.00.
Ketika perjalanan pulang, aku ditemani dengan rintik hujan yang jatuh membasahi tubuh dan setiap sudut motorku. Aku harus berhati - hati dalam mengendalikan motor karena jalanan yang licin.
Selama perjalanan aku merasa khawatir tanpa tahu apa penyebabnya, hingga tiba - tiba mobil di depanku berhenti mendadak. Aku pun langsung menarik tuas rem sehingga menyebabkan ban motorku mengunci dan tergelincir menabrak mobil tersebut.
Aku terpental cukup jauh dari motorku hingga akhirnya terhenti di kanan jalan. Dari lawan arah, datang mobil SUV yang melaju dengan kecepatan sedang. Akhirnya, kaki kiriku terlindas mobil tersebut dan mengalami cidera yang cukup parah.
Ketika kakiku terlindas, aku tidak merasakan apapun karena dalam kondisi setengah sadar. Kesadaranku mulai pulih ketika orang - orang mengangkat mobil yang melindas kakiku dan memindahkanku. Orang - orang itu pun langsung bertanya tentang identitasku, namun aku tidak bisa menjawabnya karena kesulitan bicara. Untungnya aku membawa dompet yang di dalamnya tetdapat KTP milikku.
Setelah itu, orang - orang mulai mengangkat dan memasukkanku ke dalam mobil untuk dibawa ke Rumah Sakit Terdekat. Inilah moment yang tak bisa kulupakan karena rasa sakit luar biasa menghampiri ketika orang - orang menyentuh kakiku yang patah ini.
![]() |
Sebelum perjalanan pulang ke rumah pasca operasi |
tunggu part selanjutnya...
Author : Ica Annajmussaqib | Ketua HMPS-MPI STAIA SW 2018 - 2019
Tidak ada komentar:
Write komentar